REFLEKSI MODUL 3.3

 

DESKRIPSI AKSI NYATA MODUL 3.3

(Program yang Berdampak pada Murid)

Latar belakang

Dalam upaya meningkatkan kemampuan dan hasil belajar murid ada banyak cara dan strategi yang dapat dilakukan oleh sekolah melalui program-program yang dicanangkan dimana peran seorang guru diharapkan dapat menjadi penginisiasi sebuah gerakan. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang signifikan saat ini dimana banyak terjadi perubahan yang masif disetiap lini dan bidang maka tak ayal dunia pendidikan juga harus dapat mensejajarkan diri dengan perubahan itu sebagai dampak dari pengaruh yang ditimbulkan. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini mampu mengubah wajah pendidikan menjadi lebih berwarna kreatif dan penuh dengan inovasi. Kebutuhan kita akan informasi di era kini sudah bukan lagi hal yang sulit untuk didapat dan diakses. Hampir seluruh lapisan masyarakat dapat begitu dengan mudah mencari sumber-sumber baru pengetahuan tanpa harus mencari dan bertanya lebih kepada orang lain namun secara mandiri seseorang dapat memperolehnya dengan sangat mudah.

Fenomena kemajuan jaman saat ini sedang melanda dunia pendidikan kita. Arus pergerakan informasi berjalan dengan begitu pesatnya sehingga memunculkan paradigma baru mengatakan bahwa guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi bagi kebutuhan murid dalam proses pembelajaran namun murid dapat mencari dan menambah pengetahuan barunya dengan mendapatkannya dari berbagai sumber dan media yang tersedia.

Apakah pesatnya perkembangan informasi dan komunikasi saat ini lantas dapat menggantikan peran guru di sekolah? Atau apakah karena dampak perkembangan teknologi yang semakin mutakhir sehingga sekolah bukan lagi menjadi sarana dan tempat belajar murid? tentu bukan demikian maksudnya. Peran guru dan keberadaan sekolah masih tetap menjadi sangat diperlukan oleh murid untuk menjadikan mereka pandai dan berpengetahuan. Sumber belajar yang berasal dari sekolah masih menjadi akses belajar yang sangat dibutuhkan saat ini. Sumber belajar yang seperti apakah itu? Dan bagaimana wujud dari sumber belajar tersebut? Jawabannya adalah perpustakaan sekolah.

Eksistensi dan keberadaan perpustakaan sekolah hingga kini masih terus dapat kita jadikan primadona sumber informasi dan pengetahuan bagi murid termasuk literasi al-Qur’an yang didalamnya harus kita penuhi ketersdiaan al-Qur’an dan terjemahnya. perpustakaan adalah merupakan pangkalan informasi yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik kita. Namun kadang kita sebagai pihak sekolah yang menjadi penyelenggara pendidikan dan bahkan kita guru kerap mengabaikan fungsi yang semestinya dari perpustakaan itu sendiri. Permasalahannya bukan pada guru itu sendiri namun lebih kepada cara pandang kita terhadap kebutuhan akan informasi pendukung pembelajaran. guru selama ini sudah merasa cukup dengan materi yang terdapat pada buku pelajaran sehingga sumber materi pendukung lainnya seolah tidak diperlukan lagi padahal justru yang harus dipahami oleh guru adalah bagaimana agar pengetahuan murid dapat diperkaya dengan berbagai konten yang berasal dari sumber dan media yang beragam.

Dari situasi yang terjadi diatas maka saya sebagai guru Mapel PAI merasa perlu mengembalikan kesadaran pihak sekolah dan juga guru tentang berbagai kebermanfaatan perpustakaan sebagai sumber penunjang yang efektif dalam mendukung proses keberhasilan belajar murid di sekolah. Hal ini menjadi sangat penting saya lakukan karena jika fungsi dari perpustakaan sekolah tidak lagi menjadi satu kebutuhan sumber belajar maka akan berpengaruh kepada perkembangan murid dan juga kemajuan sekolah itu sendiri. Oleh sebab itu maka saya merencanakan sebuah program sekolah yang saya gagas bersama seluruh komunitas sekolah untuk memanfaatkan kembali perpustakaan sekolah sebagai sarana belajar murid dimana program ini menitik beratkan pada aset dan kekuatan juga potensi yang dimiliki oleh sekolah itu sendiri.

Apa yang dilakukan pada aksi nyata, berikut alasan mengapa melakukan aksi tersebut?

Program yang saya rancang dan buat ini adalah sebuah program yaitu menata kembali gedung perpustakaan yang sudah sekian lamanya tidak dimanfaatkan selama pandemik covid-19 merebak yang mengakibatkan proses belajar tidak berjalan dengan baik karena murid melakukan pembelajaran jarak jauh dengan moda luring dirumah sehingga keberadaan ruang kelas tidak terpakai lagi dan tentunya perpustakaan sekolah terkena imbasnya menjadi tempat yang asing bagi murid sekian lamanya tanpa pernah lagi dikunjungi oleh murid ataupun guru menjadikan ruang baca yang terdapat di dalamnya kotor, berdebu, pengap dan berantakan. Kondisi lemari dan rak buku tidak terawat dan sebagian besar koleksi buku maupun al-Qur’an menjadi lembab dan rapuh.

Saya menginginkan perpustakaan itu dikembalikan fungsinya seperti sediakala agar murid dapat kembali memanfaatkan keberadaannya untuk dijadikan tempat membaca dan mencari sumber belajar lainnya. Maka tercetuslah program itu dimana saya membuat sebuah rencana bersama seluruh komunitas sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, murid dan orang tua. dengan memanfaatkan aset dan sumber daya yang ada di sekolah saya merancang program ini sedemikian rupa sehingga saya dapat memaksimalkan potensi yang ada dan dimiliki oleh seluruh komponen yang terlibat agar dapat ikut terlibat untuk menjalankannya dan yang paling terpenting dari program ini adalah mengimplementasikan nilai-nilai budaya positif sekolah dan sebuah rancangan program yang berpihak pada kepentingan murid.

Hasil dari aksi nyata yang dilakukan

Setiap usaha pasti akan menuai hasil. begitu pula sebuah program tentunya yang diharapkan adalah sukses dan keberhasilan. Sayapun berharap bahwa program ini akan menghasilkan sebuah perubahan.

Hasil dari pelaksanaan program saya ini adalah berfungsinya kembali perpustakaan sekolah sebagai tempat pengembangan literasi juga termasuk literasi al-Qur’an, tertatanya kembali koleksi buku dan al-Qur’an dengan rapi, asrinya kembali lingkungan fisik gedung serta pulihnya kembali motivasi dan minat membaca murid sebagai bentuk giat literasi di sekolah saya.

Perasaan (feelings)

Perasaan ketika atau setelah menjalankan aksi nyata

Ada pengalaman-pengalaman dan peristiwa baru yang saya temukan ketika saya memulai merencanakan untuk membuat program ini sampai pada selesainya. Dari saya memulai memikirkan apa yang sekiranya tepat untuk saya jadikan sebuah rancangan program dimana program itu nantinya dapat bermanfaat bagi murid. pada mulanya saya merasa ragu dan kuatir atas keberhasilan program saya ini ada perasaan takut dan kurang percaya diri apakah program saya ini akan mendapat respon positif dari kepala sekolah, rekan guru, dan orang tua murid. dari hal-hal yang saya pikirkan tersebut ternyata dapat saya tepis karena saya berhasil mengidentifikasi kekuatan, aset dan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Dengan bermodal kekuatan itu saya berkeyakinan bahwa kelak saya dapat melaksanakan program ini bersama dengan seluruh kekuatan yang saya kerahkan dengan segenap kondisi yang ada dan terlihat.

Setelah saya menjalankan program ini hal-hal apa yang saya pikirkan sebelumnya tentang hambatan-hambatan dan kemungkinan saya gagal dalam mengerjakan program ini seolah sirna. Saya merasa ada kekuatan dan energi yang mendukung saya sehingga program ini dapat terlaksana dengan baik. Kerja sama yang baik antara komunitas sekolah yang terlibat baik itu kepala sekolah, guru dan orang tua murid merupakan satu motivasi yang kuat dalam saya memimpin terlaksananya program ini. Bahkan dengan keterlibatan murid yang menjadi bagian sangat penting sebagai landasan saya membuat program ini juga turut menjadi elemen yang memberi arti dan makna.

Pembelajaran (findings)

Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan keseluruhan aksi baik dari kegagalan maupun keberhasilan)

Satu pembelajaran yang sangat berarti saya dapatkan dari pelaksanaan program ini adalah bagaimana saya dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi selama pelaksanaan program ini mulai dari saya merencanakannya sampai pada tahap pelaksanaan. Dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi tanpa menimbulkan persoalan yang dapat menimbulkan pengaruh besar pada keberhasilan program ini. Dan pembelajaran yang tak kalah pentingnya bagi saya adalah ketika saya mampu mensinergi kekuatan yang dimiliki oleh seluruh komunitas dalam melakukan tugas dan pekerjaannnya menurut peran mereka masing-masing dan dapat memberdayakan setiap potensi yang ada menjadi sebuah aksi yang nyata.

Penerapan kedepan (future)

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

Dari proses perjalanan dan pelaksanaan program yang saya buat tentu ada beberapa bagian yang menjadi harapan dan ekspektasi saya yang tidak terwujud dengan baik dan sempurna masih ada beberapa rencana yang tidak memperlihatkan hasil yang maksimal. Belajar dari itu maka saya perlu melakukan evaluasi bersama untuk melihat secara kongkrit hasil dari program serta menemukenali gambaran program seperti apa yang akan saya buat di kemudian hari yang lebih dan terstruktur. Dari aset dan modal yang dimiliki oleh sekolah saya akan membuat program selanjutnya dan akan berusaha mengembangkan seluruh kapasitas yang ada dalam komunitas untuk diberdayakan agar dapat mewujudkan suatu program sekolah yang berdampak pada murid.

Komentar